Jeddah(MCH)-- Pilihan prasmanan untuk jamaah haji di Armina merupakan pilihan terbaik, hasil kajian Kementerian Agama. Untuk mencegah kemudharatan.

"Ada dua pandangan soal katering di Armina. Prasmanan dan nasi boks. Keduanya kita timbang-timbang plus minusnya dan mudharatnya," ungkap Menteri Agama, Suryadharma Ali, di ruang VIP Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Selasa (25/10/2011).

Kata Suryadharma, pelayanan boks memang lebih cepat ketimbang prasmanan. Tapi tingkat higienisnya dipertanyakan.

"Memasak untuk 200 ribu orang tidak sebentar. Ada perusahaan katering yang masak untuk 10 ribu, 20 ribu. Bisa dibayangkan setelah masak, didinginkan kemudian masuk boks. Itu resikonya lebih mudah basi," sebut beliau.

Jika menyantap makanan bagi, pencernaan jamaah haji bisa terganggu dan mudah menyebabkan diare. "Bisa Anda bayangkan dalam situasi Arafah yang MCK-nya terbatas, jamaah haji kita terkena diare. Jangan sampailah terjadi," katanya.

Sebenarnya untuk nasi boks cukup mudah bagi muassasah, misalnya jika ada 1.000 jamaah cukup 1.000 telor. Beda dengan prasmanan, pasti dilebihkan. Karena ada yang ambil satu atau dia. "Hanya saja resikonya antrean yang terjadi pasti cukup panjang. Tapi risiko ini harus diambil ketimbang jamaah haji kita sakit," urai Menteri Agama.

Untuk kemungkinan terjadinya antrean panjang, pihaknya juga sudah mempersiapkan antisipasi dengan memberlakukan antrean dua arah. Sehingga meminimalisir panjangnya antrean jamaah untuk makan.

Selain itu juga, Kasatop Armina, Abu Haris, mengungkap akan diberlakukannya jam makan bagi masing-masing kloter.(syukri)