Home » Publikasi » Berita
Berita


Katering Jamaah Sehat dan Risti Diupayakan Berbeda

Penulis :
21 Oktober 2011

Madinah(MCH)--Prastiwi, seorang calon jamaah haji yang sehat, memamerkan menu nasi kotaknya siang itu: nasi, ikan goreng, sayur bumbu kuning.

Pujiati, seorang penderita diabetes melitus (DM) juga memperlihatkan menunya yang sama: nasi, ikan goreng dan sayur bumbu kuning.

Anak-ibu itu tergabung dalam kloter 13 JKG, yang menginap di Hotel Holiday Villa selama di Madinah.

Tentu tidak ada pantangan bagi Prastiwi menyantap menu katering pesanan panitia haji Indonesia itu. Tapi bagi Pujiati, tentu berbeda. Sebagai penderita DM, dia harus mengatur pola makannya.

"Nasinya saya kurangi, saya atur sendiri," ujarnya. Menurutnya, mengatur makanan sesuai kondisi kesehatannya, sudah menjadi kebiasaannya di rumah.

Karena dia mengurangi porsi yang diberikan, wajar bila dia gampang lapar. Namun dia sudah mengantisipasi dengan susu untuk pengidap DM yang dibawanya dari Indonesia. "Kalau lapar minum susu," kata warga Jember ini.

Selain DM, Pujiati juga harus mengelola tekanan darahnya. Dia tidak boleh mengonsumsi terlalu banyak garam. Karena itu, jika menu yang dibagikan agak asin, Pujiati punya trik sendiri.

"Lauk atau sayurnya saya tambahi air biar tidak asin," ujarnya. Meski rasanya jadi kurang maknyus, tapi Pujiati lebih mementingkan kesehatannya. Selain itu, dia juga membawa peralatan medis sederhana untuk menunjang kesehatannya, seperti pengecek gula darah, dsb.

Kepala Misi Haji Indonesia Daerah Kerja (Kadaker Madinah) Akhmad Jauhari menuturkan, selama ini menu jamaah sehat dan jamaah risiko tinggi (risti) memang disamakan. Meski demikian, pembedaan menu dua kelompok itu juga telah diwacanakan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kesehatan untuk mencari skema yang bisa dilakukan dan tidak merugikan," ujar Jauhari di kantornya, Kamis (20/10/2011).

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Kasi Kesehatan Daker Madinah dr Subagyo. Dia menuturkan, sejak kemarin-kemarin pihaknya mengumpulkan data tentang rekap kesehatan jamaah, dikaitkan dengan menu katering. Tapi untuk jamaah gelombang I yang saat ini tinggal tersisa sedikit di Madinah, wacana pembedaan katering antara jamaah sehat dan risti belum bisa diterapkan.

Sedangkan untuk jamaah haji gelombang II yang akan memasuki Madinah dari Makkah pasca puncak haji bulan November nanti , mungkin pada hari 1 dan 2 menunya disamakan. Sedangkan pada hari 3 hingga hari 8, katering bisa disesuaikan dengan diet jamaah risti alias berbeda dengan jamaah sehat.

Tapi hal itu baru bisa dilaksanakan setelah ada formulasi tentang bagaimana pendistribusian nasi kotak itu ke tangan jamaah risti di tiap-tiap kloter dan juga kemampuan katering memproduksi menu diet.

"Tiap kloter hanya memiliki satu dokter, apa mampu membagikan dan memilah menu untuk risti?" katanya.

Satu kloter berkisar 450 orang. Jamaah risti sekitar 75 hingga 100 orang. Mayoritas adalah risti DM dan hipertensi.

"Tapi itu akan diupayakan di fase II," tegas Jauhari dan Subagyo di tempat yang sama.

Saat ini, menu yang berbeda baru diterapkan pada jamaah yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia. "Tapi rata-rata pasiennya hanya 40-50, jadi mudah membaginya," kata Subagyo. (Nurul)

Dibaca : 5562 kali | Sumber : | File :




KOMENTAR

Form Komentar Berita
Nama
Alamat Email
Komentar

LIHAT KOMENTAR

 
  1 2 3 4 5 >  Akhir ›